Selamat Tinggal Sayang

Getir… Saat aku beranjak memunggunginya,teriring suara musik memecahkan suasana di ruang dan sama sekali tidak bisa mengecohkan kesedihanku saat ini. Berkali-kali dia memanggil namaku, tapi aku rasakan leher ini kaku untuk menoleh, tak dapat u pingkiri jika hatiku serasa ingin berlari merengkuh tubuh itu.
“Gue mohon, jangan tinggalin gue sendirian” rajuknya
Sayang… Sebenarnya aku juga tidak kuasa meninggalkanmu dalam hati ku meronta. Aku sama sakitnya saat ini, ku teruskan langkahku, ku tulikan telingaku. Tiba-tiba pelukan erat hangat menahan langkah gontaiku. Aku terdiam dalam hangat pelukan di punggungku, terdengar degup jantung tak beraturan dengan tangis yang begitu menyedihkan. Serasa aku ingin memalingkan tubuhku dan memeluk erat tubuhnya.
“Gue bakal mati kalo loe ninggalin gue! Sumpah say, gue kagak bisa hidup tanpa loe”
Aku terdiam dalam tangis. Aku tidak kuasa membayangkan kehilangan dia. Aku tidak tega. Akhirnya aku beranikan melihat wajahnya, aku tajamkan mataku dan menegaskan bahawa aku ingin mengakhirinya.
“Gue cinta loe…tapi..” ucapku terhenti seketika, terkunci ciuman nafsunya secara tiba-tiba. Aku rasakan bibirku hangat dan sedikit rasa asin berbaur air matanya. Lidahnya liar menggeliat di mulutku. Aneh… Aku sama sekali tidak menikmati percumbuan ini seperti sebelumnya.
“Tolong berhenti” aku mencoba menghentikan luapan cintanya. Tangannya begitu erat menahan wajahku untuk berpaling dari bibirnya. Dia menggila dalam nafsunya, sedangkan aku tak berdaya menahan kesedihan melihat tingkah polahnya.
Akhirnya dia menghentikan ciumannya karena sadar sama sekali aku tak merespon pagut bibirnya.
“Apa salah gue? Kenapa kita harus berpisah?”
“Maaf… Gue gak bisa nerusin kisah ini. Kita gak mungkin bisa bersama selamanya”
“Ah… Persetan dengan omonganmu! Gue sayang loe… Kita bisa hidup bersama selamamnya. Loe gak usah khawatir. Gue bakal buat loe bahagia, gue gak bisa hidup tanpa loe”
“Tenangkan dirimu… Gue gak ninggalin loe.. Gue akan tetep ada buat loe. Percaya! Gue akan selalu nemenin loe dalam keadaan apapun. Gue bakal tetep anggep loe sahabat!”
“ Gue gak bisa hidup tanpa loe… Gue serasa pincang tanpa loe, loe yang buat semuanya begitu sempurna”
Aku berhenti sejenak untuk mengatur emosiku. Aku tahu dia pasti terguncang dengan keputusan sepihakku yang tiba-tiba aku lontarkan.
“Gue cinta orang lain”
Seketika mata indahnya berubah menjadi merah penuh amarah. Satu tamparan keras langsung mendarat di pipiku…
“Fera!!… Gue gak nyangka loe setega itu ma gue! Teriaknya sambil mendorong tubuhku tersungkur tak berdaya. Aku terus menangis bukan karena aku sakit menerima perlakuan kasarnya. Aku menangis karena aku menyakiti rang yang sangat aku cintai.
“aku mencintai Iwan… Dan aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini”
Wanita itu akhirnya berlari dengan tangisnya. Aku hanya bisa memandang tubuh indahnya perlahan menjauhiku. Maaf Jihan…Aku harus meninggalkanmu, kau tetap wanita tercantik yang pernah ku miliki. Aku akan selalu merindukanmu…