Aku Menemukan Kebahagiaanku

1301562637439594033

Nama gue Renato Daniel Sinambela, lahir dari Kebalen (Keturunan Batak Tulen),Lahir 12 juli 1983 Jakarta, anak ke 4 dari 4 bersaudara,kebetulan semuanya perempuan. jadilah gue pangeran paling ganteng dirumah.hehe
Bokap gue kerja di perusahaan perminyakan, sementara nyokap jadi ibu rumah tangga,walaupun kadang suka nyari uang tambahan dari jual kue dan baju dll,bisa dibilang semi wanita karir gitu deh.
Nah,cukup yah perkenalannya,sekarang gue mau cerita banyak tentang perjalanan hidup gue.
Saat gw berumur 3 bulan,Nyokap dikejutkan dengan berita dari Prof.Dr.Moeslichan Spa.k bahwa guemengalami kelainan gangguan pembekuan darah atau dengan bahasa kedokterannyaHaemophillia,gue ga bisa jelasin penyakit ini secara rinci sih,gue kasih webnya aja yah supaya kalian semua bisa tau lebih detail http://www.wfh.org/en/index.html.
Akhirnya,gue harus bolak-balik ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) untuk mendapatkan pengobatan Faktor VIII disaat gue mengalami pendarahan,kenapa RSCM? karena memang hanya RSCM yg dapat menangani pasien hemofillia.
Masa kanak-kanak gue ga seperti anak-anak pada umumnya,gue selalu dianak emaskan, mau kesini dilarang mau kesitu dilarang,apa yang mau gue lakuin pasti udah dilarang duluan sama ortu, apalagi aktifitas yang berhubungan dengan fisik,akhirnya gue merasa kayaknya hidup gw terlalu dibatasi hanya karena gue penderita hemofillia. Tapi gue sadar,ortu ngelakuin semua itu karena semata-mata sayang sama gue ,dan mereka ga mau kalo sampai mengalami pendarahan berat karena terbentur atau apapun,tapi yah itu…yang namanya anak-anak masih dalam proses perkembangan yang rasa ingin taunya besar sekali,akhirnya nyokap jadi kewalahan ngurusin.hehehe
Depresi berat gue alami waktu gmengalami masa puber saat masuk SMP, ortu memberitahu ke pihak sekolahan bahwa gue menderita hemofillia, dan melarang keras segala aktivitas yg berhubungan dengan fisik apapun bentuknya ringan ataupun berat.Gue menyadari niatan nyokap memang baik,tapi efeknya  jadi beban psikologi, gue merasa diasingkan,gue merasa jadi kaum minoritas,temen-temen jadi memandang rendah, mereka ga mau  main sama, karena mereka takut disalahkan kalau terjadi sesuatu nantinya.
Akhirnya gue berusaha membuktikan kalau gue ga selemah yg mereka kira,cara-cara yg bersifat negatif gue tempuh,gue mulai merokok,mulal minum-minuman keras,mulai tau main judi,mulai turun ke jalan ikut  tawuran antar sekolah,mulai kenal lawan jenis, semua itu gue lakukan sampai gw kelar dari SMA,pernah kejadian waktu itu kepala  bocor kena lemparan batu waktu tawuran,masuk UGD koma 3 hari  karena kehabisan darah,gue denger cerita dari sodara gue sih katanya nyokap nangis terus selama koma,sementara ga satupun orang-orang yg gue anggep temen, anggep sodara,dateng jenguk menjenguk .Akhirnya gue sadar semua itu ga ada artinya,sebenernya orang-orang yang gue anggap teman itulah yang dari kaum minoritas,mereka ga mau mengerti dan ga mau memahami apa yang gue alami. Maklum lah, jagoan insafnya belakangan,hehe
Sekarang hidup gue semakin berrati. Senyuman orang yang terkasih telah membawa kedamaian dan kebahagiaan sempurna walaupun penderita hemofilia.
Semoga sedikit cerita gue bisa memotivasi temen-temen hemofillia yang lain untuk jangan pernah menyerah sama keadaan yang kita alami, jangan pernah merasa hidup kita terbatasi karena kita menderita hemofillia,tuhan memberikan kekurangan, Tuhan juga pasti memberikan kelebihan pada umatnya,gunakanlah kelebihan itu untuk menutupi kekurangan kita,jangan pernah putus asa.
By Renato