Ratuku

1312183552652765094
Tidak mudah berteriak pada yang tuli rasa. Tanpa bukti kau sesumbar, berusaha menyetarakanku dengan kotoran. Persetan dengan ocehanmu Ratu.
Aku hanya kacung yang tidak tahu menahu atas apa yang terjadi. Kau kirim teluh atau apapun aku tidak akan pernah berbicara seperti apa yang ingin kau dengar. Karena kenapa? Sesumbarmu tanpa bukti.
Aku menyesal karena sempat ku berucap bahwa kau lah Ratuku yang sangat baik dan menghargaiku. Tapi semua itu hanya penilainku yang terlalu memandang muluk-muluk.
Apakah sekarang kau puas Ratu? Kau telah menginjak seorang kacung yang dulu mendapatkan sesuap nasi darimu?
Jangan khawatir Ratu.. aku hanya Kacung yang tidak akan bisa menyaingi keindahan dan kekayaanmu… Jangan khawatir Ratu… Aku hanya Kacung yang buruk rupa yang tidak pantas menyaingimu keelokanmu.
Sudah cukup lama aku berdiam dalam ketidak mampuanku mengungkap keadilan. Otakku masih bisa berfikir, rasaku masih bisa membeda bau manusia atau bau bangkai sekalipun.
Tuhan tidak berkedip, Ratu…, tidak ada satupun kejadian yang tidak Dia ketahui….
Camkan wahai Ratu masa lalu… Sampai sekarang aku masih menghormatimu sama seperti dulu, walaupun kau tidak melihatku. Aku masih menyayangimu sebagai ibuku yang dulu…
Ingin sekali ku memelukmu dan berkata… “Jangan kau kotori hatimu atas prasangka tak beralasan. Aku menyayangimu”