Berkejar ingatan pada kisah… Ternyata, perpisahan ini mebuatku sangat kehilangan sosok, peluk, dan kemesraan kala itu. Sesak sekali saat mobil beserta rombongan meninggalkanku. Ah… aku sendirian sekarang. Berusaha aku mengais kenangan tiga hari bersama mereka. Berusaha aku merasakan peluk rindu mereka. Gelak tawa canda menemani kebersamaan kala itu. Teringat, Pak RT yang menari-nari diatas api unggun dan nyanyi lagu Jawa yang entah apa maksudnya, Mommy dengan sifat super khawatirnya , Jingga , Mak Lia dan bunda yang ceria dalam candaannya selalu melontar “kaktus, gak bisa dilipet”..hahaha sttttt hanya kita yang tahu, Bowo sang Juru foto, Devi gadis manis Pak RT, Om Hama yang charm kebapaan, Babeh yang tahu semua seluk beluk kompasiana, Om Odish yang super pinter, Om Lala yang kayak pemain pilem india Mbak Asih, Om hans dan keluarga beserta teman-teman canting jogja…. kangen kalian!!!!!!!!!!!
Terimakasih untuk semua kenangannya… Terimakasih untuk keluarga Pak Astoko
Peluk cium semua dari aiy

Tak pernah terprediksi
Bahkan kuanggap hanya ilusi
Atau sebuah episode cerita fiksi
Semua nyata, “Ganjuran” yang jadi saksi
.
Waktu yang telah mempertemukan
Rasa damai itu telah berhasil terciptakan
Meretas ke semua batas yang memisahkan
Hadirkan semua warna pelangi yang terimpikan
.
Indah dan damai yang ‘syahdu’ telah menyatu
Dalam lukisan sebuah kisah yang semaikan pilu
Inilah Kisah yang takkan terhapuskan oleh waktu
Akan tetap terkenang meskipun semua berlalu
.
Namun damai ini begitu menyesakkan
Karena, akhirnya kita saling terpisahkan
Meninggalkan-ditinggalkan, tak terelakkan
Ruang dan waktu tak sepenuhnya menyatukan
.
Duhai “Kedamaian”
Akankah ini kan terulang?
Semoga…….
Amin…..